Dalam rangka
temu Lingkar Seni Wallacea ke
tiga yang diselenggarakan di desa wisata Sombu, beberapa ibu-ibu anggota
PKK yang berasal dari beberapa desa di Wakatobi turut mengikuti ajang Lomba
Menganyam Ragam Ketupat. Lomba ini digelar bertujuan sebagai
langkah identifikasi warisan budaya ragam ketupat yang masih ada di
Wakatobi khususnya di desa wisata Sombu. Mengingat Ketupat merupakan hidangan
khas masyarakat maritim Wakatobi yang berbahan dasar beras yang
dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa muda (janur),
bukan hanya ditemukan saat menjelang lebaran namun bisa ditemukan di pasar atau
dalam berbagai menu (livo) dalam pesta hajatan atau atraksi budaya masyarakat
di daerah wisata Wakatobi.
Dalam Lomba
Menganyam Ragam Ketupat tersebut ada 18 (delapan belas) bentuk utama
ketupat yang dihasilkan. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang
berbeda. Moment penggunaan ketupatpun berbeda beda waktunya. misalnya untuk
pesta atraksi budaya Kabuenga, ketupat yang disiapkan adalah jenis ketupat yang bernama
Ketupat Pa'a-mpa'a (bintang
laut), Jara-jara(merpati), Gora'u (telur), seperti berikut :
Untuk pesta Gunti Hotu (gunting ranmbut) dan Karia (sunatan) menggunakan ketupat Hengkede (duduk), Lempe (lempengan /tipis), Ura (udang), Mandati (nama kelurahan di Wakatobi), dan Randa (dada), seperti berikut :
Untuk do'a arwah dan peringatan 100 (seratus) hari orang meninggal menggunakan ketupat Sumanga dan ketupat Bose (mendayung untuk bekal perjalanan roh), seperti berikut :
Sedangkan untuk makanan sehari-hari digunakan ketupat Loka (pisang), Losi (habis),Soami (Kasoami), Bukara (lebaran), Lapa, Ba'e kapa (buah kapas), Paraaso (jualan), seperti berikut :
Dan untuk memperingati bulan bulan tertentu (bulan dilangit/bulan Hijiriah) menggunakan ketupat Sisi Komba (sisi bulan), seperti berikut :
Itulah ragam ketrupat yang di himpun dari hasil Lomba Menganyam Ragam Ketupat pada event temu Lingkar Seni Wallacea "Sebulan Wisata Di Wakatobi" yang diselenggarakan di Pantai Wambuliga Desa Wisata Sombu. Kami yakin bahwa masih ada jenis ketupat-ketupat lain yang belum sempat di munculkan dan mungkin pada kesempatan atau event lain bisa dimunculkan dari hasil gagasan dan warisan yang dimiliki elah masyarakat adat Wakatobi sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar